BERTEPATAN dengan HUT ke 77 Proklamasi Kemerdekaan RI, pagi tadi, Ketua Umum JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), Teguh Santosa, melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Selatan.
Ziarah ini secara khusus dilakukan Ketua Umum JMSI untuk memberikan doa dan penghormatan kepada tokoh pers nasional yang terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.
Para tokoh tersebut antara lain Jusuf Ronodipuro, B.M. Diah, dan Herawati Diah, termasuk pula berziarah ke makam Presiden Ketiga RI BJ Habibie yang membukakan keran kebebasan kepada pers nasional pada tahun 1999, antara lain dengan menghapus peraturan surat izin terbit, yaitu SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers).
Baca Juga: Pesan Dibalik IKKB dan Pasundan Kibarkan Bendera Merah Putih di Pulau Terluar
Jusuf Ronodipuro saat menjelang kemerdekaan adalah penyiar radio militer Jepang, Hoso Kyoku, yang berkedudukan di Jakarta.
Beberapa saat setelah teks proklamasi dibacakan oleh Sukarno-Hatta, pukul 10 pagi, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, ia menerima secarik kertas berisi teks proklamasi yang telah disalin oleh Adam Malik.
Teks itu ia terima dari Syahruddin, sahabatnya yang merupakan wartawan Domei.
Baca Juga: Hari Kemerdekaan, Seorang Warga Binaan Lapas Tembilahan Dapat Remisi dan Langsung Bebas
Adam Malik meminta agar Jusuf Ronodipuro menyiarkan teks tersebut secepatnya agar diketahui oleh masyarakat luas dan dunia luar bahwa Indonesia sudah merdeka.
Tindakan heroik Jusuf Ronodipuro menyiarkan teks proklamasi di radio tempatnya bekerja ini bukan tanpa risiko. Ia sempat diinterogasi dan ditahan oleh tentara Jepang.
Pada tahun 1950-an Jusuf Ronodipuro juga berhasil membujuk Presiden Sukarno agar membaca ulang teks proklamasi.
Baca Juga: Berbalut Beach Party, Pecinta Moge Ikut Meriahkan Hari Kemerdekaan
Karena pada saat Sukarno membacakannya tanggal 17 Agustus 1945 tidak ada yang merekam, yang ada hanya dokumentasi berupa foto yang diabadikan oleh fotografer Alex Mendur dan Frans Mendur dari kantor berita foto Ipphos. Itu pun jumlahnya sedikit.
Berkat saran Jusuf Ronodipuro yang merupakan pendiri RRI ini kini kita dapat mendengarkan suara asli Sukarno membacakan teks proklamasi yang direkam oleh RRI di istana.
Artikel Terkait
PEDASNYA HARGA CABE DI KEPULAUAN RIAU
Kesenian Mendu Seni Lakon dari Kabupaten Natuna
Cerita Bermain Mendu
Biasakan Anak Berolahraga Agar Mampu Menghindari Candu Game Online
KASUS KORUPSI TUNJANGAN RUMAH DINAS DPRD NATUNA SEBUAH PERBUATAN NISTA
1 Muharram 1444 H, Momentum Hijrah dan Merdekanya Indonesia Dari Kejahatan Korupsi dan Perilaku Koruptif
Kisah Kecerdikan Abu Nawas Sebagai Kebenaran Palsu Alias Fake Thruth
JMSI dan Kronikel Pemilu
RUU DAERAH KEPULAUAN SEBUAH KENISCAYAAN YANG HARUS SEGERA DISAHKAN
Renungan untuk Indonesia Merdeka, Etika, Pancasila dan Kewibawaan Negara