• Minggu, 24 September 2023

1 Muharram 1444 H, Momentum Hijrah dan Merdekanya Indonesia Dari Kejahatan Korupsi dan Perilaku Koruptif

- Sabtu, 30 Juli 2022 | 14:56 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri (Istimewa)
Ketua KPK Firli Bahuri (Istimewa)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan

Syukur Alhamdulillah, Umat Muslim dunia khususnya di tanah air, masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk bertemu dan merayakan kembali Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1444 Hijriah.

Meski angka sebaran relatif menurun, situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri ini, tentunya membuat berbagai bentuk perayaan Tahun Baru Islam seperti pawai obor massal, yang senantiasa saya ikuti semasa kecil hingga beranjak remaja dikampung halaman, mungkin hanya dapat dilakukan dengan batasan-batasan tertentu, demi keselamatan jiwa kita bersama.

Baca Juga: Wirid Yasin Ibu-ibu Sungai Seleri Sambut 1 Muharram 1444 Hijiriah

Namun saya percaya dan meyakini, umat tidak sekedar merayakan Tahun Baru Islam sebagai ceremony akbar tahunan yang memang sangat dinanti-nanti setiap muslim dunia, namun esensi serta keutamaan 1 Muharram yang sarat dengan tauladan dan nilai-nilai kehidupan baik didalamnya, tentunya menjadi momentum kebangkitan mental dan spiritual agar kita senantiasa kembali kejalan yang benar, sebagai seorang hamba-Nya.

Muharram memiliki arti yang diutamakan atau dimuliakan, karena beragam peristiwa bersejarah dan sangat penting bagi peradaban, perkembangan dan kemajuan Islam, salah satunya Hijrah Nabi Besar Muhammad SAW, terjadi di bulan yang penuh rahmat ini.

Hijrah secara bahasa berasal dari kata hajara yang maknanya adalah berpindah atau menjauhi dan atau memutus dan meninggalkan sesuatu yang tidak baik.

Baca Juga: Mendes PDTT Nilai Media Punya Peran Penting untuk Pembangunan Desa

Rasulullah SAW juga pernah mengatakan, orang yang berhijrah adalah orang yang berpegang teguh pada amar ma'ruf nahi munkar menjalani perintah serta menjauhi apapun yang dilarang oleh-Nya dan niat berhijrah untuk tujuan meninggalkan keburukan atau kondisi yang bertentangan dengan Al Quran serta hadis, idealnya semata-mata dilakukan karena Allah SWT, sebagaimana QS. Al-Baqarah ayat 218:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218).

Sangat jelas, hijrah dari keadaan atau perbuatan jahat, buruk dan tercela, seperti perilaku koruptif atau budaya/laten korupsi, sejatinya hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

Baca Juga: Ini 3 Penjelasan Manfaat Amalan Sunnah Baca Surat Al Kahfi bagi Wanita

Dengan kata lain, manusia yang berperilaku koruptif dan berani melakukan korupsi, termasuk golongan manusia yang tidak beriman karena berani mengingkari keberadaan tuhan serta agamanya, dan mengkhianati nilai-nilai kemanusiaan, "naudzubillah min dzalik"

Halaman:

Editor: Eddy Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Rempang-Galang Matinya Nurani Demi Investasi

Kamis, 14 September 2023 | 07:37 WIB

MERDEKA JADI PRIBADI ANTIKORUPSI

Jumat, 18 Agustus 2023 | 14:00 WIB

PENDIDIKAN PANCASILA DALAM KURIKULUM MERDEKA

Selasa, 15 Agustus 2023 | 15:47 WIB

MODEL PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

Selasa, 15 Agustus 2023 | 12:10 WIB

Perang Badar Terhadap Korupsi

Minggu, 23 Juli 2023 | 08:50 WIB

Mitigasi Hoaks

Senin, 17 Juli 2023 | 12:51 WIB

Gen Y, Gen Z dan Caleg

Selasa, 4 Juli 2023 | 14:16 WIB

Menebar Legasi Pemberantasan Korupsi

Sabtu, 17 Juni 2023 | 14:43 WIB

Dampak Pemanasan Global

Jumat, 5 Mei 2023 | 10:16 WIB
X